YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut Kejuaraan Nasional Taekwondo yang berlangsung 11-15 Agustus nanti di Jakarta, salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan bagi pelatih, wasit, dan penguji taekwondo yang berlangsung di Gedung Mandala Bakti Wanitama Yogyakarta 26-31 Mei.
Wahyu Nugroho, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI), kepada Kompas, Rabu (27/5), mengemukakan untuk yang pertama kalinya PBTI mengadakan kejuaraan nasional yang mengetengahkan perkelahian dan jurus (poomsae). Menurut rencana, kejuaraan yang mengikutsertakan 10 kelas junior dan 8 senior nanti diikuti 800 atlet.
"Oleh karena itu, kita adakan diklat ini untuk sosialisasi kepada pelatih, bagaimana teknik-teknik yang ada. Begitu pula kepada para wasit, bagaimana cara penilaiannya. Dan tentunya, ini juga dalam rangka pembinaan prestasi," ujarnya.
Pendidikan dan pelatihan (diklat) yang disebut-sebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah taekwondo di Indonesia ini diikuti 506 peserta dari 33 provinsi. Ada sejumlah materi yang diberikan, antara lain diklat pelatih nasional dasar, pelatih nasional madya, wasit nasional poomsae 2, penyegaran wasit nasional poomsae 1, dan diklat penguji nasional.
Menurut Wahyu, yang didampingi oleh Direktur Eksekutif PBTI Brigadir Jenderal (Purn) Noor Fadjari dan Instruktur Internasional V, Yoyok Suryadi, semua materi yang diberikan mengikuti aturan terbaru dari Asosiasi Taekwondo Dunia (WTF). Sejak Juni 2009, WTF mengeluarkan peraturan terbaru mengenai taekwondo, dan ini harus segera disosialisasikan mengingat peraturan itu akan diterapkan dalam kejuaraan nasional.
Menurut Noor Fadjari, untuk mendukung sosialisasi peraturan WTF yang baru, pihaknya telah mengirim enam orang pelatih senior ke luar negeri. Masing-masing lima pemain diberangkatkan untuk mengikuti seminar di China dan seorang lainnya ke Dubai.
"Mereka memberikan semacam updating. Peraturan baru WTF sangat radikal, misalnya arena pertandingan makin mengecil. Begitu pula mengenai peraturan penilaian dan perkenaannya (sasaran) juga sangat berbeda," ujarnya.
Banyaknya peserta yang ikut dalam pelatihan juga dianggap menjadi angin segar bagi dunia taekwondo di Tanah Air. Ini menunjukkan bahwa pengurus memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembinaan prestasi di daerah. Seperti diketahui bahwa saat ini, kekuatan atlet daerah mulai muncul, tidak hanya didominasi oleh Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar